Melodi Waktu

Dulu kita sempat mengisi waktu dengan kenangan yang kita ukir sepanjang waktu.mungkin saja aku berlebihan, tapi kau dan kenangan itulah yang membuat ku seperti ini.. kini waktu telah berperang dan membunyikan gendangnya. aku hanya bisa menunggu sampai kapan waktu itu selesai berperang, aku tidak akan berharap tentang waktu yang terulang kembali, karna aku tak mampu mengubahnya. namun, saat perang telah kembali dari medan perang, kupeluk sang waktu, akan tetapi ia tidak seperti yang dulu aku ceritakan pada kalian....waktu itu berubah seiring dengan langkahku, seiring penantianku. kini aku sedang menunggu sang waktu kembali sedia kala dan aku tidak akan berharap untuk kesekian kalinya....

Waktu....ia sangat cerdas, memainkan melodi kehidupan dengan indahnya. siapa yang bisa menandinginya? bahkan aku, seorang manusia yang diberikan akal pun tak bisa menciptakan dan menghapus rima, melodi hidupku. Waktu, bila saja ia ingin menawarkan ku tentang peperangan, sudah pasti aku kalah. Ia mampu membuatku bahagia dan membuat hidupku sedih. pernah aku menerima tawaran itu, namun aku hanya bisa mengambil hikmah dari sang waktu. gendangku tak secanggih gendangnya. aku hanya ingin bersahabat dengan waktu agar aku bisa bercerita tentang hidupku, bukan berarti aku ingin dikasihani. aku hanya ingin memeluk waktu agar tak cepat ia berlalu saat diri damai......

Waktu.... ia telah mengubah segalanya, membuatku belajar akan kehidupan. Jarumnya kian cepat dalam mengikis hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun. Matahari terlihat lebih cepat menenggelamkan kepalanya. Pernah aku bertanya, mengapa cepat sekali waktu berlalu saat kesenangan menghampiri? namun ia terlihat menikmati ketika rasa duka, hambar datang padaku. kini aku sadar, waktu pun ingin memelukku juga. Ia ingin aku belajar tentang arti dari kehidupan yang sesungguhnya, meskipun terkadang caranya salah, aku tahu ia memang memelukku. Ia tak ingin aku terlena dengan kebahagiaan yang sedang menghampiri.

Waktu... lalu aku harus seperti apa? marah, kecewa, berterima kasih? kau mengubah segalanya namun aku tersadar meskipun hidupku telah berubah dari sebelumnya, hati ku tidak akan pernah diubah ataupun tersentuh oleh rima sang waktu. Organ tubuh yang menurutku paling sensitif diantara yang lain, hati. Mungkin saja waktu dapat memainkan organ tubuhku yag lain namun ia tak dapat merubah hatiku. Hatiku masih seperti yang dulu, sebelum waktu datang mencuri perhatian dalam hidupku.....

ia adalah lentera hidup..
ia adalah syair...


Waktu dan kenangan... aku mulai bosan ketika membahas dua hal yang manis namun menyakitkan. Hal yang tak mungkin ku gapai kembali. biarlah kenangan itu terbawa sang waktu, aku sudah terlalu banyak mengalah akan hal ini. sudah kukatakan berkali kali aku tak sanggup mengendalikan waktu, mungkin inilah akhirnya dan memang sudah kodrat ku sebagai manusia dengan keterbatasan yang ada. sudah ku buktikan bahwa aku mampu mengembalikan kenangan yang ada, tapi aku salah. Waktu memang pandai menyembunyikan belati emas nya. Oh ya, aku pernah memenangkan kontes perang itu, bersama waktu. Namun, kenangan kedua tak akan sama seperti kenangan kedua, meskipun ia kembali keadaannya tak lagi sama seperti yang diperkirakan, dan pada akhirnya aku menyerah dan mengembalikkannya lagi pada sang waktu.

Biarlah kenangan itu ada, aku tak perduli lagi. Waktu telah mengubah semuanya dan aku tak sanggup menariknya kembali. Terima kasih atas sang waktu yang memberi arti hidup dengan pelajaran yang diberikannya padaku.

perang waktu @sitinurfadhilah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mars dan Hymne SMA Negeri 1 Setu

KONSTIPASI